{"id":191,"date":"2021-05-17T19:26:37","date_gmt":"2021-05-17T12:26:37","guid":{"rendered":"https:\/\/suluah.com\/?p=191"},"modified":"2021-05-28T13:44:21","modified_gmt":"2021-05-28T06:44:21","slug":"orgen-tunggal-vs-nasyid-untuk-baralek","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/suluah.com\/orgen-tunggal-vs-nasyid-untuk-baralek\/","title":{"rendered":"Orgen Tunggal vs Nasyid untuk Baralek?"},"content":{"rendered":"
Suluah.com \u2013<\/strong> Di Sumatra Barat (Sumbar), penerimaan nasyid tidak hanya terbatas dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Nasyid sudah mendapat tempat dalam kegiatan alek<\/em> seperti pernikahan atau baralek<\/em>, yang biasanya identik dengan orgen tunggal.<\/p>\n Demikian dikatakan Al-Falah, M.Sn, pemerhati musik tradisi dan alat kreasi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.<\/p>\n Ia menjelaskan, nasyid sebenarnya lebih cocok dengan kultur Minang [ketimbang orgen tunggal]. \"Tapi, kita lihat sekarang, masih lebih banyak yang menggunakan orgen tunggal untuk baralek<\/em>,\" ujar Al-Falah.<\/p>\n Kesesuaian nasyid dengan kultur Minang, dalam pandangan Al-Falah, terdapat pada konten-konten lagu.<\/p>\n \"Nasyid merupakan penyejuk di tengah terjangan hingar-bingar musik-musik yang bisa membuat kita jauh dari nilai-nilai Islam,\" kata Al-Falah yang juga komposer musik-musik berunsur islami ini. Hanya saja, lanjut Al-Falah, nasyid harus bisa menyesuaikan dengan alat-alat musik tradisi dan modern.<\/p>\n \"Sejauh ini, nasyid memang hanya mengandalkan olah vokal daripada musik. Untuk itu, ke depan nasyid dapat dikreasikan, misalnya dibawakan dengan alat musik talempong,\" tandas Al-Falah.<\/p>\n Peneliti musik Islam Dr. Ediwar Chaniago, M.Hum, yang juga dari ISI Padang Panjang mengapresiasi perkembangan grup nasyid di pelbagai kota di Sumbar.<\/p>\n \"Perkembangan nasyid menggemberikan, apalagi mulai banyak anak-anak muda mengandrungi nasyid. [Nasyid] muncul di pesantren-pesantren, sekolah-sekolah Islam, dan kelompok-kelompok pengajian,\" ujar Ediwar.<\/p>\n Kendati begitu, Ediwar melihat, pekembangan nasyid di Sumatra Barat masih kalah daerah lain seperti di Jawa Barat, Yogyakarta, dan daerah lainnya, dan juga kalah jauh dengan lagu-lagu pop.<\/p>\n \"Padahal, nuansa Islam dalam adat Minang sebenarnya cukup kuat. Kita mengenal musik bazanzi, badikia, baratik, dan baindang,\" ujar Ediwar yang merampungkan S-3 di Universitas Kebangsaan Malaysia.<\/p>\n Di tempat terpisah, Rama Wahyudin, salah satu pengeloa wedding organizer di Padang mengatakan, masyarakat memilih nasyid untuk baralek karena tidak ingin repot.<\/p>\n \"Kalau menggunakan orgen tunggal, banyak syarat yang harus disediakan, seperti rokok, belum lagi musiknya yang heboh,\" ujar Rama.<\/p>\n Walaupun masih sedikit, minat masyarakat untuk memilih nasyid sebagai pengisi kegiatan baralek<\/em> terus meningkat.<\/p>\nNasyid Tidak Repot untuk Baralek<\/h2>\n