Suluah.com - Puluhan anak pengurus Forum Anak dari 19 kabupaten dan kota se-Sumatera Barat mengikuti Dialog Temu Kenali Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) serta Lokakarya Pembuatan Konten Video dan Seni Rupa. Keterlibatan mereka sebagai peserta juga didampingi oleh Fasilitator Forum Anak Sumbar.
Kegiatan yang digelar di lantai 3, Aula Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (11/11) ini merupakan rangkaian persiapan Festival Anak Sumbar 2023. Acara dibuka dengan hantaran dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, yang diwakili oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Provinsi Sumatera Barat, Undri, S.S., M.Si.
Dialog dan Lokakarya Forum Anak ini juga merupakan bagian dari Galanggang Arang, sebuah perhelatan budaya bagian dari program prioritas Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kemdikbudristek RI yang diluncurkan tanggal 19 Oktober lalu di Padang. Galanggang Arang merupakan aktivasi, tujuannya untuk menggali dan merawat kebudayaan di sepanjang kawasan WTBOS yang diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
"Dialog temu kenali ini bertujuan untuk mendistribusikan pengetahuan tentang WTBOS kepada anak di Sumbar sebagai warisan dunia yang harus mereka rawat, manfaatkan dan kembangkan dalam berbagai eksplorasi kerja kreatif dan penciptaan karya. Pengurus Forum Anak dari 19 Kabupaten Kota inilah pewaris yang akan mengambil peran penting dalam pelestarian sekaligus kompleksitas persoalan yang mengancam atribut dan properti dari warisan budaya tersebut," ujar Mahatma Muhamad, kurator Galanggang Arang sekaligus narasumber pada lokakarya.
Yusuf Fadli Aser, kurator Festival Anak, menyebut nantinya Fasilitator dan Pengurus Forum Anak dari 19 Kabupaten Kota akan menjelajahi jalur kereta tambang batubara Ombilin di Zona A, B, dan C untuk membuat konten dan karya seni rupa.
"Setelah konten dan karya seni rupa diproduksi, nantinya pada acara puncak Festival Anak di tanggal 18 dan 19 November 2023, karya-karya dari Forum Anak tersebut akan dipamerankan di istana Gubernur Sumbar untuk diapresiasi ke pengunjung," kata Aser.
Selain Mahatma dan Aser, beberapa narasumber lainnya di antaranya Dra. Hj. Gemala Ranti, M.Si, Kepala Dinas P3AP2KB Prov. Sumatera Barat; Donny Eros, MA, kurator Gelanggang Arang; Bayu Haryanto, ST, M.Si, founder Komunitas Padang Heritage; dan Huddiyal Ilmi, S.Ds, founder Mancogu.
Dra. Hj Gemala Ranti, M.Si, Kepala Dinas P3AP2KB Prov. Sumatera Barat, menyebutkan pendekatan budaya pada perayaan hari anak di Sumbar dilakukan untuk mendorong tumbuh kembang anak, tidak hanya pengetahuan tapi juga budi pekerti dan kreativitas.
"Festival Anak Sumbar mengangkat tajuk Pertemuan di Taman Bermain. Selain pengenalan dan pembuatan konten WTBOS, akan ada panggung ekspresi, pameran kreasi anak, lomba, UMKM produk anak, lapak literasi, kelas bermain dan belajar, temu ramah dengan para pemimpin daerah, dan penganugerahan Forum Anak Sumbar," papar Gemala Ranti, putri dari A.A Navis, budayawan nasional tersohor dari Minangkabau.
Sandra, pengurus dari Forum Anak Kota Padangpanjang menyampaikan bahwa kegiatan ini menambah wawasannya terkait warisan budaya. " Saya banyak belajar terkait WTBOS. Karenanya, peran Forum anak tidak hanya Pelopor dan Pelapor (2P) dan Partisipasi Anak dalam Perencanaan Pembangunan (PAPP) saja. Tapi juga aktif dalam bidang kebudayaan yakni bersinergi dan merayakan WTBOS yang resmi menjadi warisan dunia ," sebutnya.
Ayu Marisa, pengurus dari Forum Anak Kota Solok juga mengutarakan kegembiraannya, "Saya bangga karena Forum Anak bisa terlibat melestarikan WTBOS melalui karya dan konten di tujuh kabupaten/kota yang dilewati rel kereta batubara Ombilin Sawahlunto." [rilis]