Suluah.com – Sitinjau Laut atau Sitinjau Lauik adalah ruas jalan yang terkenal memiliki tikungan tajam dan curam. Ruas jalan ini membentang sepanjang 15 km menghubungkan Kota Padang dan Arosuka, ibu kota Kabupaten Solok.
Sebagai bagian dari jalan lintas Sumatra, jalan ini tidak pernah sepi dari lalu lalang kendaraan baik kendaraan roda empat, sepeda motor, truk, hingga bus.
Ide Jalan Layang Sitinjau Laut
Seiring meningkatnya volume lalu lintas, ruas Sitinjau Laut sering menimbulkan kemacetan. Penyebabnya, beberapa truk yang mengangkut barang sering berhenti tiba-tiba di pinggir jalan. Truk tersebut berhenti karena membawa barang yang banyak dan melampaui batas maksimal.
Selain itu, jalan ini cukup berbahaya pada musim hujan. Beberapa titik rawan akan longsor, apalagi saat curah hujan yang tinggi.
Berangkat dari hal tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Barat (Sumbar) era Gubernur Irwan Prayitno pada 2012 telah mengusulkan pembangunan jalan layang (fly over) di Sitinjau Laut kepada pemerintah pusat.
Sebagai tindak lanjut, Pemprov Sumbar telah menyelesaikan studi kelayakan pada 2013, desain jalan layang pada 2015 dan dokumen Amdal selesai tahun 2018.
Desain jalan layang terdiri dari empat lajur dua arah dengan lebar 14 m dan panjang 2,99 km, yang terdiri dari empat jembatan dengan total panjang 953,5 m dan lima segmen jalan dengan total panjang 1645,5 m. Biaya yang dibutuhkan sekitar Rp1,163 triliun.
Pada Maret 2021, Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa datang ke Sumbar dan meninjau lokasi pembangunan jalan layang Sitinjau Laut.
Dalam kunjungan tersebut, Suharso Monoarfa mengatakan bahwa jembatan layang Sitinjau Laut akan menjadi proyek strategis nasional. Proyek ini direncanakan selesa pada tahun 2024. Namun, sampai saat ini, pembangunannya belum dimulai.
Menyaksikan Panorama Padang
Di Sitinjau Laut, ada dua spot untuk menyaksikan panorama Kota Padang, yakni Panorama 1 dan Panorama 2. Keduanya berada persis di tikungan Sitinjau LautDi dua spot tersebut, ada petugas keamanan jalan raya (PKJR) yang mengatur arus lalu lintas. Mereka bertugas selama 24 jam secara bergantian.
Petugas ini membantu menyetop kendaraan dari arah berlawanan ketika ada truk atau bus melintas dari bawah. Mereka dengan sigap akan menyetop kendaraan dari arah berlawanan, ketika ada truk besar yang hendak melintas.
Pasalnya, kendaraan yang melaju dari arah Solok harus menahan diri dan memberikan ruang bagi truk yang akan melintas dari arah Padang.
Baca juga: Rencana Rahasia Jepang di Lubang Jepang Bukittinggi
Tajamnya tikungan di kedua titik ini membuat truk besar sampai harus membuang badan kendaraannya ke arah kanan agar dapat melintas dengan lebih mudah.
Belakangan, keberadaan tanjakan Sitinjau Laut membawa berkah tersendiri bagi warga setempat. Mereka membuat konten YouTube berisi pantauan kondisi lalu lintas. Meski terlihat sederhana, konten seperti ini sukses memancing rasa penasaran penonton. [den]