Kolam Renang Belanda di Padang Bertuliskan Anjing dan Pribumi Dilarang Masuk

Kolam renang Belanda di Padang yang dibuka pada 29 Januari 1933

Kolam renang Belanda di Padang yang dibuka pada 29 Januari 1933. [Foto: KITLV]

Suluah.com – Sebagai kota yang eksis sejak masa kolonial Belanda, Padang menyimpan banyak jejak sejarah yang terlupakan seiring bergulirnya zaman. Salah satunya mengenai kolam renang (atau zwembad dalam bahasa Belanda).

Lokasi Zwembad Padang berada di Jalan Balantuang (kini Jalan Sudirman), persisnya di halaman parkir kantor Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat (Sumbar) sekarang.

Sekilas Sejarah

Lampiran Gambar
Tangki air besar di Zwembad Padang. [Foto: KITLV]

Zwembad Padang secara resmi dibuka pada 29 Januari 1933. Hal itu sebagaimana tertera dalam laporan De Sumatra Post pada 3 Februari 1933. Dalam laporan tersebut, digambarkan fasilitas apa saja yang tersedia di kolam renang.

Saat masuk pintu menuju kolom renang, seseorang akan melewati restoran. Restoran ini memiliki banyak tempat duduk yang menghadap ke kolam renang. Ruangannya cukup luas sehingga orang-orang "bisa menari".

Di sebelah restoran, terdapat kantor yang menyediakan penyewaan pakaian renang dan handuk, toilet untuk pria dan wanita, serta ruang ganti.

Kolam renangnya memiliki kedalaman tiga meter. Pasokan air berasal dari sumur yang ditampung di tangki air besar. Di sisinya, terdapat papan loncat setinggi 4,12 meter.

Sebelum Zwembad Padang berdiri, sudah terdapat dua pemandiam umum di Padang, tetapi jaraknya jauh dari pusat kota, yakni di Sungai Beremas dan Lubuk Minturun.

Kenangan Zwembad Padang

Lampiran Gambar
Prosotan di Zwembad Padang. [Foto: KITLV]

Kolam renang peninggalan Belanda di Padang ini tak lagi meninggalkan jejaknya lantaran sudah menjadi area parkir kantor Kantor Perwakilan BI Sumbar.

Meski demikian, Zwembad Padang meninggalkan kenangan bagi penduduk saat itu yang pernah menyaksikannya. Salah satunya Sebastian Tanamas.

Namun, kenangan itu bukan tentang pengalaman berenang di dalamnya, melainkan tentang papan pengumuman berbahasa Belanda di pintu masuk kolam renang.

Pengumuman itu berbunyi "honden en Inlanders verboden toegang!" yang artinya "anjing dan pribumi dilarang masuk!".

"Papan pengumuman itu langsung menimbulkan kebencian pertama [saya] terhadap pemerintahan kolonial Belanda," tulis Sebastian Tanamas dalam otobiografinya, Tak Menggantang Asap. [den]

Baca Juga

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Padang.
Mengenal Gereja Advent di Padang
Abdullah Ahmad
Abdullah Ahmad, Ulama Reformis di Bidang Dakwah dan Pendidikan
Parendangan Nasution adalah seorang guru Indonesia yang saat ini menjadi Kepala SMA Negeri 10 Padang. Ia merupakan lulusan Jurusan Sejarah Universitas Negeri Padang (UNP).
Parendangan Nasution, Guru dan Kepala SMA Negeri 12 Padang
Sari Lenggogeni
Sari Lenggogeni, Akademisi dan Pengamat Pariwisata Indonesia
Sitinjau Laut atau Sitinjau Lauik adalah ruas jalan yang terkenal memiliki tikungan tajam dan curam menghubungkan Kota Padang dan Solok.
Bagaimana Kelanjutan Proyek Jalan Layang Sitinjau Laut?
Anwar Ilmar pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta (1984–1991). Ia juga pernah menjadi Bupati Jayapura pertama (1967–1975) dan Bupati Merauke kedua (1963–1966).
Anwar Ilmar, Urang Awak yang Jadi Bupati Merauke dan Jayapura hingga Wakil Gubernur Jakarta