Suluah.com – Sebelum meninggal dunia, Rahmah El Yunusiyah seolah-olah telah mempersiapkan penggantinya. Ia adalah Isnaniah Saleh, sang keponakan. Isnaniah Saleh memimpin Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang sejak 1969 hingga wafat pada 1900.
Isnaniah Saleh menjadi pelanjut cita-cita dan perjuangan Rahmah El Yunusiyah dalam memajukan pendidikan perempuan.
Keponakan Rahmah El Yunusiyah
Rahmah El Yunusiyah wafat pada 26 Februari 1969 tanpa meninggalkan anak. Semasa hidupnya, ia memang pernah menikah, yakni dengan Bahauddin Lathif, seorang ulama asal Sumpur. Namun, pernikahan mereka berumur singkat yakni dari tanggal 15 Mei 1916 hingga 22 Juni 1922.Meski demikian, Rahmah memiliki beberapa keponakan dari kakak-kakaknya, termasuk dari Mariah (1893–1972), kakak tertua. Mariah menikah dengan Muhammad Saleh dan memiliki tujuh orang anak, salah satunya Isnaniah, anak keempat.
Isnaniah lahir sekitar dua tahun lebih sebulan setelah gempa Padang Panjang pada 28 Juni 1926. Sejak kecil, ia dekat dengan Rahmah. Ia mengenyam pendidikan di Diniyah Puteri dari jenjang dasar, menengah, hingga Kulliyatul Muallimat al Islamiyyah (KMI).
Semasa sekolah, ia tak pernah letih belajar. Ia juga aktif mengikuti organisai dengan bergabung di Kepanduan Indonesia Muslim (KIM) dan Persatuan Murid-Murid Diniyyah School (PMDS).
Selulus dari KMI pada 1947, Isnaniah menjadi guru untuk almamaternya. Ia juga mengajar di SMP Diniyyah di Jakarta (1951-1954) ketika tengah menempuh pendidikan di sebuah perguruan tinggi Islam di sana.
Pada 1958, Isnaniah termasuk satu dari delapan alumnus KMI yang mendapatkan kesempatan menuntut ilmu di Mesir.
Memimpin Diniyyah Puteri Padang Panjang
Tak hanya menempuh pendidikan di Diniyyah Puteri, Isnaniah kerap membersamai perjalanan Rahmah memajukan perguruan tersebut.
Sebelum Rahmah meninggal, Isnaniah menemani sang bibi yang dalam keadaan sakit menemui alumni Diniyah Puteri di Malaysia pada Juli 1968. Mereka menyinggahi Penang, Perak, Kuala Terengganu, dan Kuala Lumpur.
Dua puluh empat hari sepeninggal Rahmah, Isnaniah melanjutkan kepimpinanan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang.
Semasa kepemimpinannya, ia membuka kembali taman kanak-kanak yang sempat terhenti semasa Rahmah. Ia juga membuka Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak Islam (PGTKI) pada 1983.
Kematian Isnaniah Saleh
Pukul 14.00, 8 Agustus 1990, Isnaniah menuju Padang. Di dalam mobil, ia duduk di jok depan. Di belakangnya, ada tujuh penumpang.
Sekitar 100 meter sebelum memasuki Padang, sebuah truk tangki melaju kencang. Di daerah Kasang, mata Isnaniah mendadak gelap. Sekitar pukul 15.15, truk itu menabrak mobil yang membawa Isnaniah.
Kacamata Isnaniah pecah dan melukai ujung matanya. Ajal datang menjemput. Tokoh pendidikan ini menutup mata selamanya.
Baca juga: Aisyah Aminy: Politikus dan Aktivis Perempuan
Berduyun-duyun pelayat mendatangi rumah duka. Masjid Ashliyah di Padang Panjang tak mampu menampung jumlah pelayat yang ingin menyalatkannya.
Panji Masyarakat edisi 21 Agustus 1990 memberitakan: Meski diguyur hujan lebat yang turun sewaktu penimbunan liang lahat, ribuan pelayat termasuk para santrinya seperti tidak menggubris hujan. Mereka tetap terpaku di tempat semula. [den]