Suluah.com – Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,9 mengguncang Pulau Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat pada 3 Agustus 2021 pagi pukul 5:48:52 WIB.
Pusat gempa berada di titik 3.23 Lintang Selatan dan 100.11 Bujur Timur, sekitar 25 km arah barat Pulau Pagai Selatan dengan kedalaman dangkal 21 km. Bagaimana analisis pakar gempa?
Analisis Pakar Gempa
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memberikan penjelasan terkait gempa Pagai Selatan. Ia mengatakan, gempa ini termasuk gempa dangkal.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Pagai Selatan ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di zona megathrust Segmen Mentawai-Pagai," katanya dalam postingannya di Facebook.
Menurut Darmyono, sumber gempa kali ini merupakan zona sumber gempa potensial yang mampu membangkitkan gempa dengan M tertarget 8,9.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa Pagai Selatan ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang menjadi ciri khas gempa yang bersumber di zona megathrust," katanya.
Guncangan gempa terasa sangat kuat di Pulau Pagai Selatan dalam skala intensitas IV-V MMI. Saking kuatnya, sebagian warga lari berhamburan ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.
Di Mukomuko, Bengkulu intensitas guncangan tercatat III-IV MMI, sedangkan di Padang dan Pariaman intensitas guncangan yakni II-III MMI. Di Kepahiang, Kota Bengkulu, dan Curup gempa terasa lemah dalam intensitas II MMI.
Dari peta tingkat guncangan gempa, tampak di Pulau Pagai Selatan muncul warna kuning muda yang menunjukkan guncangan mencapai V MMI. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan lemah.
"Tetapi, karena Pulau Pagai tersusun atas batuan keras mudah-mudahan guncangan teredam dan tidak terjadi kerusakan," kata Darmono.
Dampak Gempa
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Menurut Darmono, magnitudo gempa belum cukup kuat untuk menimbulkan deformasi dasar laut untuk menimbulkan gangguan kolom air laut.
Hingga hari pukul 06.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan sudah terjadi dua kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan M 5,4 dan 3,6.
Darmono menyebutkan ada hal yang menarik dicermati terkait gempa kali ini. Hal tersebut yakni lokasi gempa yang dekat dengan titik gempa besar M 7,7 yang melanda Mentawai pada 25 Oktober 2010 lalu.
Baca juga: Gusrizal Gazahar: Jangan Cepat Memvonis Bencana sebagai Azab
"Hanya saja gempa 2010 pusatnya dekat ke deformation front, sementara gempa pagi ini pusatnya lebih dekat ke arah Pulau Pagai Selatan," ujar Darmono.
Sebagai catatan, gempa 25 Oktober 2010 memicu tsunami yang menyebabkan 408 orang meninggal dan 303 orang hilang. [den]