Suluah.com – Suku Mentawai di Kepulauan Mentawai memiliki perahu perang tradisional yang pernah terdokumentasikan pada abad ke-17, yakni knabat bogolu.
Nama perahu ini masih terdengar asing dalam literatur tentang Mentawai. Sumber-sumber berbahasa Indonesia bahkan tidak ada yang menyebutnya. Bagaimana sejarahnya?
Setiap daerah di Indonesia memiliki perahu atau kapal tradisional dengan ciri khas tersendiri. Umumnya, alat transportasi ini digunakan untuk pergi ke tempat jauh dan berdagang.
Di daerah tertentu, perahu tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi. Ada perahu yang digunakan sebagai peti mati dan diletakkan di gua atau ceruk yang memiliki gambar cadas perahu di dinding gua.
Di Mentawai, terdapat perahu tradisional yang fungsinya untuk tujuan perang. Namanya knabat bogolu. Bentuknya mirip seperti kora kora, yakni perahu tradisional Kepulauan Maluku.
Ciri-ciri Knabat Bogolu
Penjelasan tentang knabat bogolu terdapat pada buku The Outriggers of Canoes Indonesia (1920) karya Alfred Cort Haddon dan Internationales Archiv für Ethnographie (1888) terbitan Rijksmuseum van Oudheden.
Ciri-citi utama knabat bogolu yakni terdapat dua penyangga utama yang turun miring ke pelampung cadik (atau katir). Cadik berbentuk bilah dan terdapat dua buah pada setiap sisi perahu.
Setiap penyangga utama knabat bogolu memiliki sebuah penyangga tambahan. Selain itu, terdapat pula sebuah galah penyangga yang satu ujungnya terletak di atap.
Sebagai kapal tradisional, knabot bogolu terbuat dari bahan kayu dan mengandalkan dengan tenaga manusia atau tenaga angin sebagai penggeraknya.
Perahu ini memiliki dua tiang layar. Masing-masingnya berupa layar yang terbuat dari bambu dan daun palem yang sempit dan sangat tinggi.
Knabot bogolu memiliki buritan yang lebih tinggi dan melengkung daripada haluan. Jumbai dan tali dekoratif menghiasi baik bagian haluan maupun buritan.
Di bagian tengah lambung, terdapat semacam rumah dek. Atapnya tertutup keseluruhannya, dengan panjang sekitar 9,1 sampai 12,2 meter.
Baca juga: Saka Guru dan Sistem Purus dalam Arsitektur Jawa
Di bagian bawah pelindung ini, terdapat palka perahu tempat menyimpan senjata dan makanan. Palka perahu akan terisi penuh dengan perbekalan saat akan berperang.
Dalam satu kali perjalanan, knabot bogolu dapat menampung hingga 100 orang. Para wanita tidak ikut dalam perjalanan. [den]