Suluah.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia menganugerahkan Bakajang sebagai atraksi budaya terbaik tingkat nasional dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2021 pada Selasa (30/11/2021).
Bakajang adalah tradisi menghias perahu di Nagari Gunung Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar) setiap memasuki Hari Raya Idul Fitri. Berikut sejarahnya.
Sejarah Bakajang
Tradisi ini pada dasarnya adalah tradisi silaturahmi masyarakat Nagari Gunung Malintang dalam suasana hari raya Idul Fitri. Acara ini digelar di tepi sungai Batang Maek secara meriah karena setiap jorong akan berlomba menghias perahu yang disebut kajang.
Bakajang sendiri mempunyai arti berlayar menggunakan perahu kajang. Perahu ini beratapakan dedaunan yang sudah dikeringkan dan dirakit dengan rotan agar menyerupai seperti selembar atap. Atap ini berfungsi untuk pelindung dari panas dan hujan.
Pada masa lampau, kajang merupakan moda transportasi satu-satunya masyarakat Nagari Gunung Malintang. Namun, seiring perkembangan zaman, transportasi kajang sudah tidak digunakan lagi. Untuk mengenang hal itulah, masyarakat mengadakan tradisi Bakajang
Kegiatan
Saat ini, Bakajang menjelma menjadi ajang perlombaan menghias perahu. Para pesertanya secara umum adalah pemuda yang tergabung dalam kelompok mewakili masing-masing jorong di Nagari Gunung Malintang.
Pada zaman dahulu, Bakajang hanya menggunakan perahu berhiaskan kain. Seiring waktu, terjadi perubahan pada perahu, baik dari segi bentuk, ukuran, dan bahan. Bahkan, ada perahu yang menjelma seperti kapal pesiar
Dana untuk menghias sebuah kajang tak jarang mencapai jutaan. Selain mengasah kreativitas, tradisi ini bermakna sebagai ajang silaturahmi dan hiburan bagi masyarakat Nagari Gunung Malintang. [den]