Al Busyra Basnur, Dubes RI untuk Etiopia yang Meniti Karier dari Jurnalis

Al Busyra Basnur, S.H., LL.M. adalah seorang diplomat Indonesia yang sejak Maret 2019 menjabat sebagai Duta Besar (Dubes) RI untuk Etiopia merangkap Republik Jibuti dan Uni Afrika di Addis Ababa

Al Busyra Basnur. [Foti: Ist.]

Suluah.com – Al Busyra Basnur, S.H., LL.M. adalah seorang diplomat Indonesia yang sejak Maret 2019 menjabat sebagai Duta Besar (Dubes) RI untuk Etiopia merangkap Republik Jibuti dan Uni Afrika di Addis Ababa.

Sebelumnya, ia pernah bertugas di Konsul Jenderal RI di Houston, Amerika Serikat (2010–2013) dan Sekretaris Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (2018–2019) di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Kehidupan Awal

Al Busyra Basnur lahir pada 20 Juli 1960 di Nagari Anding, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Ia merupakan putra kedua dari pasangan Basyaruddin Syarbaini dan Nurlela Rusyid. Ia memiliki saudara perempuan, yakni, El Basna Basnur, yang meninggal dunia pada 1988.

Busyra menamatkan pendidikan dasar hingga menengah di kampung halaman. Setelah itu, ia masuk ke SMA Negeri 3 Bukittinggi. Pergaulannya yang luwes dan keaktifannya berorganisasi mengantarnya menjadi Ketua OSIS saat SMP dan SMA.

Di SMA, ia mulai mengasah bakatnya dalam dunia tulis dengan menulis di surat kabar dan majalah lokal. Tulisannya pernah mememangkan sayembara menulis bertema Hari Pahlawan dua tahun berturut-turut yang diadakan oleh pemerintah daerah Sumatra Barat.

Saat duduk di bangku kelas dua, ia menjadi wartawan surat kabar Haluan yang terbit di Padang. Sebagai wartawan, ia pernah ditugaskan ke Pulau Galang, Kepulauan Riau untuk meliput perkembangnan pengungsi Vietnam di beberapa kamp pengungsi di sana.

Selain menulis berita, Al Busyra Basnur banyak menulis karya sastra seperti puisi, prosa, esai, cerita pendek, cerita bergambar, dan cerita bersambung.

Minatnya di bidang jurnalistik membuat ia terkadang lalai dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Akibatnya, ia pernah mendapat surat teguran dari kepala sekolah. Surat itu berisi agar tidak melalaikan kegiatan belajar di sekolah di tengah kegiatan kewartawanan yang ia tekuni.

Kuliah di Unand

Setelah tamat SMA, Al Busyra Basnur melanjutkan pendidikan ke Fakultas Hukum (FH), Universitas Andalas (Unand), Padang. Meskipun orang tuanya berharap menjadi dokter, ia merasa lebih cocok mendalami ilmu hukum.

Selama menjadi mahasiswa, ia aktif di berbagai kegiatan organisasi mahasiswa dan pemuda mulai dari tingkat provinsi, nasional, hingga internasional.

Pada 1984, anggota resimen mahasiswa ini terpilih sebagai salah seorang "Mahasiswa Teladan" Unand. Setelah itu, ia mengikuti program pertukaran pemuda Indonesia-Kanada, yakni sebagai participant (1984–1985) dan group leader (1986–1987).

Al Busyra Basnur merampungkan kuliahnya pada 1986. Ia keluar sebagai wisudawan terbaik FH Unand saat itu. Adapun S-2 ia rampungkan pada 1996 bidang Hukum Internasional (LLM) di Santo Tomas University (UST), Manila, Filipina.

Al Busyra Basnur sebagai Dubes

Setelah tamat kuliah di Unand, Al Busyra Basnur mendapat tawaran dari pimpinan kampus untuk bekerja sebagai dosen. Namun pada saat yang bersamaan, muncul tawaran dari Kementerian Luar Negeri RI untuk merekrut calon-calon diplomat Indonesia di berbagai kampus di Indonesia.

Atas rekomendasi pimpinan kampus, meskipun sudah bersiap-siap untuk bekerja sebagai dosen, ia mengikuti seleksi calon diplomat hingga lulus.

Sejak itu, Al Busyra Basnur berpindah tempat tinggal dari Padang ke Jakarta untuk mengikuti pendidikan diplomat, yakni di Sekolah Dinas Luar Negeri di Kemenlu.

Sejak 12 Maret 2019, Al Busyra Basnur bertugas sebagai Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika berkedudukan di Addis Ababa. Uni Afrika adalah organisasi 55 negara di benua Afrika.

Pada 13 Desember 2019, ia mendapat penghargaan dari State Minister Kebudayaan dan Pariwisata, Ethiopia atas kontribusinya mendorong dan memajukan peran pemuda dan masyarakat dalam meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Ethiopia

Pada 1 Agustus 2022, ia mendapat anugerah Outstanding Ambassador Award for Youth Development 2022 dari OYES Global Foundation. Dalam hal ini, Al Busyra Basnur dianggap berkontribusi memajukan peran pemuda dalam diplomasi dan pembangunan global, khususnya di Afrika dan Asia.

Kiprah Lainnya

Sebelum bertugas sebagai Duta Besar RI di Addis Ababa, Al Busyra Basnur adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kemenlu (Januari 2018–Februari 2019); Direktur Diplomasi Publik (September 2013–Desember 2017); dan KJRI di Houston, Amerika Serikat (2010–2013).

Ia juga pernah menjadi Asisten Staf Khusus Presiden, Bidang Hubungan Internasional (2005–2010); Kepala Bidang Penerangan Sosial dan Budaya, Kedutaan Besar RI, Roma (1999–2004); Staf Sekretariat Menteri Luar Negeri  (1996–1999); Staf Bidang Penerangan, Kedutaan Besar RI, Manila (1992–1996); dan Staf Direktorat Penerangan Luar Negeri, Kemenlu (1988–1992).

Pada 2017, Al Busyra Basnur menerima penghargaan Satyalencana Karya XXX dari pemerintah Indonesia karena telah 30 tahun bertugas di Kemenlu. Pada 2013, ketika menjabat sebagai KJRI di Houston, ia mendapat penghargaan dari Walikota Houston sebagai Warga Kehormatan Kota karena jasanya dalam meningkatkan hubungan Houston dengan Indonesia.

Karya Tulis dan Keluarga

Al Busyra Basnur banyak menulis komentar dan opini. Ratusan tulisannya dimuat dalam surat kabar dan majalah yang terbit di dalam dan luar negeri.

Beberapa buku yang pernah ia tulis di antaranya: Diplomasi Publik: Catatan, Inspirasi dan Harapan (2018); dan Catatan Duta Besar Republik Indonesia, Ethiopia (2020). Buku terakhir terbit dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Oromo

Al Busyra Basnur membina biduk rumah tangga dengan Wenny R. Oemar, yang uga alumnus FH Unand. Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak, yakni Vita Alwina Daravonsky Busyra (suami Taufan Teguh Akbari), Fathie Alwina Sampaguita Busyra, dan Kevin Alwino Tunasrluzon Busyra. (RID)

Baca Juga

Aisyah Elliyanti adalah ahli kedokteran nuklir Indonesia yang menjadi guru besar untuk bidang tersebut di FK Unand
Aisyah Elliyanti, Spesialis Kedokteran Nuklir Pertama di Sumatera
Prof. Syukri Arief adalah ilmuwan kimia Indonesia yang sehari-hari mengajar di Universitas Andalas (Unand).
Syukri Arief, Guru Besar Kimia Universitas Andalas
FK Unand adalah salah satu fakultas kedokteran awal di Indonesia. FK Unand telah memulai perkuliahannya sejak 1955.
Sejarah FK Unand, Berdiri Sejak 1955
Marah Adin berkarir sebagai penyuluh pertanian pada masa Hindia Belanda dan pensiun sebagai Kepala Dinas Pertanian Sumatra Tengah (1948–1956)
Marah Adin, Pendiri Kota Solok
Djamaluddin Tamim adalah seorang wartawan dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang memimpin Partai Komunis Indonesia di Sumatra Barat pada dekade 1920-an
Djamaluddin Tamim, Berjuang untuk Indonesia Merdeka Meski Keluar-Masuk Penjara
Abdul Hamid Khatib, Putra Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang Jadi Diplomat
Abdul Hamid Khatib, Putra Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang Jadi Diplomat