Panggung Rakyat di Tugu Gempa, Solidaritas Warga Sumbar untuk Rempang

Gerakan Suara Rakyat (GSR) Sumatera Barat menggelar aksi solidaritas terhadap korban penggusuran di Rempang di Tugu Gempa, Padang

Aksi massa Gerakan Suara Rakyat (GSR) di Tugu Gempa, Padang. [Foto: Ist.]

Suluah.com – Massa yang mengatasnamakan Gerakan Suara Rakyat (GSR) Sumatera Barat (Sumbar) menggelar aksi solidaritas terhadap korban penggusuran di Rempang dalam acara bertajuk Panggung Rakyat di Tugu Gempa, Kota Padang, Rabu (27/9/2023) malam.

Mereka menolak penggusuran masyarakat Rempang sekaligus melakukan refleksi atas 25 tahun reformasi yang mereka nilai belum membawa kemerdekaan sejati bagi rakyat Indonesia.

“Bulan September merupakan bulan kelam bagi Indonesia. Pasalnya banyak sekali pelanggaran atas HAM yang terjadi di Indonesia pada bulan ini. Mulai dari kebebasan berpendapat yang sering dibungkam, penganiayaan, penculikan, sampai pembunuhan,” ungkap Revo mewakili massa aksi.

Revo mencontohkan sederet peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi pada bulan September mulai dari tragedi 1965-1966, pembunuhan Munir dan Salim Kancil, serta kekerasan aparat terhadap demonstrasi #ReformasiDikorupsi.

"Pemerintah sampai saat ini belum memiliki kebijakan yang berpihak kepada korban untuk memberikan rasa keadilan dalam bentuk kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi," jelasnya.

Kendati berangkat dari solidaritas se-Indonesia, massa GSR tidak melupakan konteks lokal di Sumbar berkaitan dengan konflik yang mengakibatkan masyarakat sipil menjadi korban, terutama dalam persoalan agraria.

“Di tengah kesangsian kita akan keberpihakan negara terhadap rakyat, baru-baru ini kita disuguhi pula pemandangan yang sungguh memilukan hati: Proyek Strategis Nasional (PSN) di Air Bangis, Pasaman Barat. Kebijakan pemerintah yang katanya untuk kemajuan bangsa, justru membuat anak bangsa terusir dan terjajah dari tanahnya sendiri,” ungkap Lusi, salah satu peserta aksi.

Menurut Lusi, kasus yang terjadi di Rempang dan Air Bangis, adalah klaim sepihak negara terhadap tanah rakyat dengan dalih hutan negara atau hutan produksi agar dapat diberikan Hak Guna Usaha (HGU)-nya kepada investor, adalah contoh kebijakan negara yang justru mencederai HAM.

Kasus di Rempang dan Air Bangis, lanjutnya, menampakkan bagaimana kebijakan negara justru mencederai HAM sehingga menambah sikap skeptis rakyat terhadap negara.

“Para pemangku kebijakan justru abai dan tidak mau mendengarkan aspirasi rakyat. Justru tindakan diskmirnatif serta represif-lah yang diberikan sebagai respon akan rakyat yang bersuara saat mencari keadilan,” paparnya.

Lewat Panggung Rakyat, GSR berusaha menampung keresahan berbagai kalangan yang ditunjukkan melalui orasi, penampilan puisi, musik akustik, mural, art therapy, hingga penampilan teatrikal riwayat aktivis HAM Munir.

Rangkaian Panggung Rakyat diakhiri aksi memegang lilin bersama sembari membacakan deklarasi solidaritas masyarakat Sumbar untuk masyarakat korban penggusuran di Rempang. [den]

Tag:

Baca Juga

Salawaik Dulang
Mahasiswi ISI Padangpanjang Tampilkan Salawaik Dulang Padusi Saat Ramadhan
Naramajas, Grup Musik asal Padang Merilis Single Terbaru “Cappucino”
Naramajas, Grup Musik asal Padang Merilis Single Terbaru “Cappucino”
Buni-Bunian #2: Menggugah Inklusivitas Seniman
Buni-Bunian #2: Menggugah Inklusivitas Seniman
FUSA UIN Imam Bonjol dan Pelita Padang Teken MoU Riset dan Program Lintas Iman di Sumbar
FUSA UIN Imam Bonjol dan Pelita Padang Teken MoU Riset dan Program Lintas Iman di Sumbar
Forum Anak Sumbar Rayakan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) di Festival Anak 2023
Forum Anak Sumbar Rayakan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) di Festival Anak 2023
Buni-Bunian #1: Silaturahmi Komponis Muda Sumatera Barat
Buni-Bunian #1: Silaturahmi Komponis Muda Sumatera Barat