Suluah.com – Kuliner Minang tidak hanya kaya akan rempah, tapi juga silang pengaruh dari budaya lain. Salah satu bangsa yang diduga turut mempengaruhi kuliner Minang adalah Portugis
Sejarawan Novelia Musda menyebut kemungkinan pengaruh Portugis dalam kuliner Minang dilandasi fakta bahwa bangsa Portugis sudah mencapai pedalaman Minangkabau pada abad ke-16.
"Orang Eropa pertama yang mencapai pedalaman Minangkabau adalah seorang Portugis dari Malaka, yakni Thomas Dias pada 1684. Sementara itu, orang-orang Minangkabau sudah ada di Malaka ketika daerah tersebut di bawah kekuasaan Portugis (1511–1641)," ungkap Novelia dalam presentasinya bertajuk "Kuliner Sumbar dari Masa ke Masa" pada Rabu (11/10/2023).
Ia menyebut, tidak ada sumber tertulis yang secara jelas menyebut pengaruh Portugis dalam kuliner Minang. Akan tetapi, mengingat budaya orang Minangkabau yang sering mengadopsi budaya luar, kemungkinan tersebut terbuka lebar.
"Portugis hampir 150 tahun menguasai Malaka, dan pedagang Minangkabau sering ulang-alik ke Malaka. Mereka umumnya berdagang emas, kapur barus, dan damar," paparnya.
Secara umum, lanjut Novelia, pengaruh Portugis dapat ditemukan dalam kuliner Nusantara seperti gado-gado, pindang serani, dan tart telur.
"Portugis yang sebelumnya telah menduduki Goa memperkenalkan sejumlah teknik memasak dengan memadukan rempah Timur dan Barat seperti cabe merah, kentang, tomat, ikan panggang, berbagai masakan ayam, salad, kepala, serta berbagai manisan kepada orang-orang India di Goa," jelasnya.
Terkait apakah rendang mendapat pengaruh Portugis atau asli Minang, Novelia menyebut hal itu masih menjadi perdebatan.
"Kosakata rendang adalah asli Minangkabau. Namun, kuliner mirip rendang di kawasan dalam pengaruh Portugis di Nusantara ada di Timor Timur, yakni karmanaci," timpalnya.
Novelia menjadi salah satu narasumber dalam diskusi mengenai gastronomi Sumatera Barat (Sumbar) pada Kamis (11/10/2023) di Fabric Bloc, Padang. Diskusi tersebut merupakan bagian dari rangkaian Festival Pusako yang berlangsung sejak Rabu (10/10/2023) hingga Minggu (15/10/2023).
Baca juga: Festival Pusako 2023 Bentangkan Pameran dan Diskusi Gastronomi Sumbar
Fatris MF, penulis catatan perjalanan dalam sesi tanya jawab menyatakan keraguannya terkait pengaruh Portugis dalam sajian rendang. Ia menyebut cara memasak rendang sepenuhnya berasal dari kebudayaan masyarakat Minang.
"Sangat nihil kemungkinan bahwa cara memasak dari wilayah non-tropis seperti Portugis memengaruhi kebudayaan suatu masyarakat tropis," ujarnya menanggapi paparan Novelia. [den]