Suluah.com – Masjid Istiqamah adalah masjid tertua di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat (Sumbar). Masjid ini tepatnya berlokasi di tepi Batang Lunto, Kelurahan Mudik Air, Kelurahan Kubang Sirakuk Utara, Kecamatan Lembah Segar.
Masjid ini dibangun pada akhir abad ke-19. Arsitekturnya unik karena keluar dari langgam masjid kuno di Minangkabau, bahkan lebih menyerupai gereja.
Arsitektur
Bangunan masjid ini terbuat dari perpaduan antara kayu dan tembok. Struktur ini merupakan ciri khas bangunan yang didirikan pada masa-masa kolonial.
Denah bangunannya memanjang dengan ukuran 8 x 15 meter. Di bagian depan, bangunannya menonjol keluar yang merupakan ruangan mihrab.
Bangunannya telah mengalami renovasi dengan penambahan ruangan pada dinding sebelah timur. Lantai bangunan terbuat dari keramik biasa.
Atap masjid ini bertingkat tingkat memanjang dengan puncak berupa prisma segi tiga. Pada sisi atap, menjulang dua menara kecil berdenah persegi delapan.
Keunikan Masjid Istiqamah terletak pada arsitektur bangunannya yang keluar dari langgam arsitektur masjid kuno di Minangkabau yang biasanya berdenah persegi dengan atap limas.
Menurut sejarawan Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Sudarman dalam bukunya Arsitektur Rumah Ibadah Kuno di Minangkabau, arsitektur masjid ini mendapat pengaruh kolonial dan tampak menyerupai bangunan gereja.
Tata Ruang
Masjid Istiqamah memiliki beberapa bagian. Pertama, ruang terdepan yaitu ruangan imam dan khatib. Di sini, mihrab dan khatib bersebelahan, tidak ada penyekat di antara keduanya.
Selanjutnya, ruang utama tempat shalat. Ruang ini ditopang oleh empat tiang macu atau tiang utama. Di bagian tengahnya, terdapat penyekat terbuat dari papan triplek sebagai pemisah shaf shalat laki-laki dan perempuan.
Ruang utama memiliki empat empat pintu masuk. Daun pintunya terbuat dari kayu. Adapun lantainya terbuat dari keramik lama, kemungkinan sumbangan dari kolonial.
Baca juga: Masjid Godang Sungai Naniang, Berusia Seabad Lebih dan Masih Kokoh
Ketiga, ruangan pendidikan dan tempat garin tinggal. Ruangan yang paling ujung ini sempat menjadi kelas darurat Madrasah Aliyah (MA) Negeri Sawahlunto
Di belakang masjid, berdiri bangunan yang berfungsi sebagai tempat pendidikan anak-anak atau surau. Fungsinya tidak hanya mengajarkan pendidikan agama dan baca tulis Al-Quran, tetapi juga berbagai macam pengetahuan praktis. [den]