Suluah.com – Alizar Tanjung adalah seorang cerpenis dan penyair Indonesia. Ia merupakan pendiri Rumahkayu, sebuah percetakan dan penerbit buku di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar).
Ia bergiat di organisasi kepenulisan Forum Lingkar Pena (FLP) Sumbar. Karya-karyanya dipublikasikan di media lokal dan nasional, seperti Harian Kompas, Tempo, Horison, Singgalang, Padang Ekspres, dan Harian Haluan.
Kehidupan Awal
Alizar Tanjung lahir pada 10 April 1987 di Dusun Karangsadah, Nagari Kampung Batu Dalam, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumbar.
Ia merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara pasangan Sarudin dan Nursiah. Kedua orang tuanya bekerja sebagai petani.
Tamat SD, ia pergi ke Padang dan masuk ke MTs Negeri Durian Tarung dan MA Negeri 2 Padang. Pada 2011, ia menamatkan S-1 di ke Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang.
Semasa mahasiswa, ia mulai aktif menulis karya sastra. Ia bergabung dengan organisasi kepenulisan FLP Sumbar. Di sana, ia pernah menajabat sebagai sekretaris.
Karier Kepenulisan
Alizar Tanjung menulis cerpen, puisi, dan esai di berbagai media lokal dan nasional, termasuk Harian Kompas, Tempo, Horison, Singgalang, Padang Ekspres, dan Harian Haluan.
Cerpen dan puisi termaktub pada beberapa antologi, seperti Rendezvous di Tepi Serayu (2009), Bukan Perempuan (2010), Puisi Menolak Rupa (2010). Kerdam Cinta Palestina (2010), Lelaki yang Dibeli (2011), dan
Cinta Putih Abu-abu (2011).
Di FLP Indonesia, ia pernah masuk sebagai nominator Anugerah Pena kategori cerpen dan esai terbaik pada 2009. Selanjutnya, pada 2012, cerpennya masuk dalam antologi FLP Sumbar, Air Mata Sunyi.
Pada 2015, ia menerbitkan buku cerpen tunggal Jemari yang Saling Genggam. Pada tahun yang sama, ia mengikuti Salihara International Literary Biennale di Jakarta.
Saat ini, Alizar Tanjung tengah menjalankan usaha percetakan dan penerbit buku Rumahkayu yang beralamat di Jalan Berok l No .47, Kota Padang. [den]