Surya Tri Harto, Wakil Presiden Pertamina Putra Tanah Datar

Surya Tri Harto memulai kariernya di PT Pertamina pada tahun 1994. Saat ini, alumni Unand ini menjabat sebagai Vice President PT Pertamina.

Surya Tri Harto.

Suluah.com - Nama Surya Tri Harto menjadi perhatian di kalangan alumni Universitas Andalas (Unand). Hal itu menyusul pencalonannya sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unand periode 2021–2025.

Pemilihan Ketua Umum IKA Unand menurut rencana akan berlangsung pada 7 Agustus 2021. Surya Tri Harto menjadi calon yang dimunculkan oleh Keluarga Alumni Fakultas Teknik (FT) Unand. Bagaimana profilnya?

Kiprah Surya Tri Harto

Surya Tri Harto lahir di Kota Solok pada 21 Oktober 1966 dari keluarga asal Nagari Koto Laweh, Kecamatan X Koto, Tanah Datar. Ia menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Teknik Sipil FT Unand pada tahun 1991.

Ia memulai kariernya di PT Pertamina pada tahun 1994. Selama berkarier, ia pernah menduduki beberapa posisi.

Awalnya, ia menjadi asisten manajer di bidang pemasaran pada tahun 2005. Tahun berikutnya, ia naik menjadi manajer junior di bidang pengembangan sistem dan operasi serta pengembangan bisnis aviasi.

Dari Januari 2009 hingga Oktober 2013, ia menjadi manajer regional Jakarta. Setelah itu, ia bertugas sebagai manajer jaminan kualitas dari Oktober 2013 hingga Juni 2019.

Sejak Juni 2019, Surya Tri Harto sudah menyandang status sebagai manajer senior.

Selanjutnya, ia menjabat sebagai Vice President Ship Chartering & Performance dari September 2019 hingga Oktober 2020.

Terakhir, ia menjabat sebagai Vice President Product & Petrochemical Operation Shipping Co. sejak Oktober 2020 hingga sekarang.

Organisasi dan Pendidikan

Semasa kuliah di FT Unand, Surya Tri Harto pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa periode 1987–1990.

Setelah meraih gelar sarjana, ia melanjutkan pendidikan S-2 Manajemen Proyek di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1998 dan S-2 Master of Business Administration di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2005.

Ia memimpin Keluarga Alumni FT Unand (KATUA) selama dua periode sejak 2005 hingga 2015. Setelahnya, ia menjadi Ketua Dewan Pakar KATUA periode 2015–2020.

Di IKA Unand periode 2016–2021, Surya Tri Harto menjabat sebagai Wakil Ketua Umum/Ketua Harian.

Sejarah IKA Unand

IKA Unand terbentuk pada tahun 1970. Pengukuhan kepengurusan pertama kali berlangsung pada tahun 1972 dengan Ketua Umum Agus Thayeb.

Masri Usman menjadi ketua umum berikutnya hasil kongres tahun 1982. Namun, kepengurusannya berjalan singkat.

Pada tahun 1985, Kongres IKA Unand menetapkan dr. Junaidi sebagai ketua umum. Setelah itu, IKA Unand dipimpin oleh Sjofjan Asnawi selama dua periode sejak 1988.

Baca juga: Asril Etek: Pemain Bola Jadi Pengusaha

Dalam Kongres IKA Unand 1999, Zainal Bakar terpilih sebagai ketua umum. Pada kongres ini, terjadi pergantian istilah dari Pengurus Pusat (PP) menjadi Dewan Pengurus Pusat (DPP).

Selanjutnya, Gamawan Fauzi sebagai ketua umum hasil kongres tahun 2007. Setelah itu, IKA Unand dipimpin oleh dr. Fasli Jalal hasil kongres tahun 2011 dan Asman Abnur hasil kongres tahun 2016. [den]

Baca Juga

Aisyah Elliyanti adalah ahli kedokteran nuklir Indonesia yang menjadi guru besar untuk bidang tersebut di FK Unand
Aisyah Elliyanti, Spesialis Kedokteran Nuklir Pertama di Sumatera
Prof. Syukri Arief adalah ilmuwan kimia Indonesia yang sehari-hari mengajar di Universitas Andalas (Unand).
Syukri Arief, Guru Besar Kimia Universitas Andalas
Marah Adin berkarir sebagai penyuluh pertanian pada masa Hindia Belanda dan pensiun sebagai Kepala Dinas Pertanian Sumatra Tengah (1948–1956)
Marah Adin, Pendiri Kota Solok
Djamaluddin Tamim adalah seorang wartawan dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang memimpin Partai Komunis Indonesia di Sumatra Barat pada dekade 1920-an
Djamaluddin Tamim, Berjuang untuk Indonesia Merdeka Meski Keluar-Masuk Penjara
Abdul Hamid Khatib, Putra Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang Jadi Diplomat
Abdul Hamid Khatib, Putra Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang Jadi Diplomat
Asvi Warman Adam adalah sejarawan kontemporer Indonesia yang menjadi peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak 1983.
Asvi Warman Adam, Menguak Kabut Sejarah