Suluah.com – Anwar Ilmar adalah seorang birokrat dan politikus Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta (5 April 1984–8 Agustus 1991). Sebelumnya, ia merupakan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta (1979–1984).
Selain itu, ia pernah menjadi Bupati Jayapura pertama (1967–1975) dan Bupati Merauke kedua (1963–1966). Berikut profilnya.
Kehidupan Awal
Anwar Ilmar lahir di Kota Padang pada 5 Maret 1933. Ia merupakan anak keenam dari delapan bersaudara. Ayahnya, adalah Ilam gelar Marah Sutan, seorang saudagar di Kampung Gaung.
Saat Agresi Militer Belanda II pada 1946, keluarga Anwar mengungsi dengan berjalan kaki ke Salayo, Solok. Pasalnya, tentara Belanda telah menguasai Padang dan melakukan banyak penghancuran, termasuk toko sang ayah.
Di Salayo, sang ayah mengembuskan napas terakhir pada 30 September 1947. Anwar dan saudara-saudaranya hidup di tengah kesulitan ekonomi.
Seperti anak-anak Minang pada masanya, Anwar belajar di sekolah umum pada siang hari dan belajar agama di malam hari. Ia berjalan kali sejauh lima kilometer pulang pergi untuk mencapai sekolahnya.
Pertemuan dengan Wali Kota Padang
Pada awal 1950, Anwar Ilmar dan keluarganya kembali ke Padang. Untuk bertahan hidup, ia mencari uang dengan memanjat cengkih dan menuai padi.
Suatu ketika, dalam perjalanan pulang dari sekolah, Anwar bertemu tanpa sengaja dengan Wali Kota Padang Zainal Abidin Sutan Pangeran yang mengantarkannya pulang ke rumah.
Beberapa waktu setelahnya, ia mendapat kabar dari kepala sekolah Anwar mengatakan bahwa biaya sekolahnya sudah ada yang membayar. Kepala sekolah menyebutkan orang yang membayarkan adalah Wali Kota Padang.
Anwar Ilmar menamatkan sekolah rakyat pada 1948, SMP pada 1951. dan SMA pada 1954.
Setelah itu, ia mendapat tawaran beasiswa dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UI). Ia memilih berkuliah di Fakultas Sosial Politik (UGM) dan memperoleh gelar sarjana pada 1961.
Kerier di Birokrat
Anwar Ilmar mulai berkarier sebagai birokrat pada 1958 di Kantor Gubernur Kalimantan Barat selaku Wakil Kepala Biro Desentralisasi. Tak lama, ia menjabat sebagai Sekda Kota Pontianak (1959–1960).
Sebelum berdinas di DKI Jakarta, ia pernah berdinas di Merauke dan Jayapura. Di dua kabupaten di Indonesia Timur itu, ia bahkan pernah menjadi bupati, yakni Bupati Jayapura pertama (1967–1975) dan Bupati Merauke kedua (1963–1966).
Ia mulai berdinas di DKI Jakarta sejak 1976 hingga pensiun pada 1991. Jabatan yang pernah ia emban yakni Kepala Direktorat Pembangunan Desa (1976–1984), Sekda (1979–1984), dan Wakil Gubernur Bidang Kesejahteraan Masyarakat (5 April 1984–8 Agustus 1991).
Anwar Ilmar juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja DKI Jakarta (1984–1991) dan Wakil General Manager Taman Mini Indonesia Indah (1991).
Sepanjang kariernya, ia telah menerima empat tanda jasa dari Presiden RI, yaitu Parasamya Purnakarya Nugraha (1974), Satyalancana Pembangunan (1976), Piagam Penghargaan Trikora (1980), dan Satyalancana Penentuan Pendapat Rakyat (1980).
Baca juga: Abdoel Raoef Soehoed, Urang Awak di Balik Proyek Asahan
Berikutnya, ia memperoleh Pengakuan, Pengesahan, dan Penganugerahan Gelar Kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan Indonesia dari Menteri Pertahanan dan Keamanan pada 1986.
Setelah tak lagi menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anwar Ilmar terpilih sebagai anggota DPR RI periode 1992–1997. Selain itu, ia aktif sebagai pengurus di organisasi Gebu Minang. [den]