Mochtar Naim Meninggal Dunia

Mochtar Naim terkenal lewat penelitiannya tentang merantau. Ia membahas tentang pola hidup dan penyebaran masyarakat Minang di seluruh dunia.

Mochtar Naim. [Foto: Istimewa]

Suluah.com – Antropolog dan sosiolog Indonesia Mochtar Naim meninggal dunia di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) Depok pada Minggu (15/8/2021). Ia mengembuskan napas terakhirnya dalam usia 88 tahun.

Kabar duka ini disampaikan oleh putri Mochtar Naim, Elvira Naim. "Telah berpulang ke rahmatullah Ayahanda kami tercinta, Mochtar Naim, hari ini, Ahad, 15 Agustus 2021 pukul 11.00 WIB di RS UI Depok. Mohon dimaafkan salah khilaf ayahanda," ujarnya dalam keterangan yang diterima Suluah.com.

Mochtar Naim merupakan salah seorang tokoh Minangkabau ternama. Ia lahir di Sungai Penuh, Kerinci, Jambi pada 22 Desember 1932. Meski demikian, kedua orang tuanya berasal dari Banuhampu, Agam, Sumatra Barat (Sumbar).

Mochtar Naim terkenal lewat penelitiannya berjudul Merantau yang membahas tentang penyebaran masyarakat Minangkabau di seluruh dunia. Karya tersebut merupakan disertasinya di Universitas Singapura.

Ia juga merupakan salah seorang pendiri Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (Unand) pada 1980. Ia mengajar di sana hingga tahun 1988.

Mochtar Naim adalah sosok yang vokal dan kritis. Meskipun menjadi dosen di Unand, ia tak segan-segan mengkritik kinerja dan komitmen kepemimpinan Unand terhadap masalah akademik.

Pasca-reformasi, ia memasuki politik praktis dengan mendirikan Partai Umat Islam (PUI). Namun, PUI tidak memperoleh suara signifikan dalam pemilu 1999. Uniknya, ia terpilih menjadi anggota MPR Utusan Daerah Sumbar (sekarang DPD-RI) melalui mekanisme pemilihan di DPRD Sumbar.

Di MPR, ia terpilih menjadi anggota Badan Pekerja (BP) yang menghasilkan empat kali Amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu hal penting dari amandemen tersebut yakni pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.

Baca juga: Audrey Kahin: Menulis Sejarah Minangkabau

Pada pemilu 2004, Mochtar Naim kembali terpilih menjadi anggota DPD-RI untuk periode 2004–2009.

Belakangan, ia menjadi konseptor dan inisiator wacana Daerah Istimewa Minangkabau (DIM). Ia punya kajian dan argumentasi yang kuat dan lengkap soal wacana DIM ini. [den]

Baca Juga

Aisyah Elliyanti adalah ahli kedokteran nuklir Indonesia yang menjadi guru besar untuk bidang tersebut di FK Unand
Aisyah Elliyanti, Spesialis Kedokteran Nuklir Pertama di Sumatera
Prof. Syukri Arief adalah ilmuwan kimia Indonesia yang sehari-hari mengajar di Universitas Andalas (Unand).
Syukri Arief, Guru Besar Kimia Universitas Andalas
Marah Adin berkarir sebagai penyuluh pertanian pada masa Hindia Belanda dan pensiun sebagai Kepala Dinas Pertanian Sumatra Tengah (1948–1956)
Marah Adin, Pendiri Kota Solok
Djamaluddin Tamim adalah seorang wartawan dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang memimpin Partai Komunis Indonesia di Sumatra Barat pada dekade 1920-an
Djamaluddin Tamim, Berjuang untuk Indonesia Merdeka Meski Keluar-Masuk Penjara
Abdul Hamid Khatib, Putra Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang Jadi Diplomat
Abdul Hamid Khatib, Putra Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang Jadi Diplomat
Asvi Warman Adam adalah sejarawan kontemporer Indonesia yang menjadi peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak 1983.
Asvi Warman Adam, Menguak Kabut Sejarah